[Freelance] Even If It’s Necessary

Even If It's Necessary - Kim Nara

Tittle: Even If It’s Necessary (Shin Hye’s Side)

Author: Kim Nara

Main Cast: Park Shin Hye & Choi Jonghoon

Genre: Sad, Romance

Leght: Chapter

A/N: Ini cerita rada gaje jadi harap maklum yaa. Ini aku biking Shin Hye version. Kemungkinan besar aka nada Jonghoon versionnya nanti…

Oh ya, biar makin kerasa sedih di rekomendasikan dengerin lagi ini
FT Island – Even If Necessary

Happy Reading!!

Shin Hye POV

 

“Jonghoon-ah, kita putus saja..”

Wae? Hye-ah, apa aku sudah berbuat kesalahan? Atau menyakitimu? Tolong katakana padaku alasanmu memutuskanku..”

Aniyo, Jonghoon-ah. Kau tak pernah berbuat kesalahan apalagi menyakitiku. Hanya saja sepertinya aku sudah tak mencintaimu lagi.. Selamat tinggal..”

 

“JOON-AH!!!”

Seketika aku bangun dari tidurku, kembali ke dunia nyata dan meninggalkan alam mimpiku. Mengapa aku harus memimpikan kejadian itu lagi? Kejadian dimana aku terpaksa memutuskan kekasihku. Itu semua ku lakukan karna penyakit sialan ini! Kalau tidak, aku berjanji tidak akan pernah melepaskan Jonghoon Oppa. Kenalkan aku, namaku adalah Park Shin Hye. Nama yang bagus bukan? Sayangnya tidak sebagus nasibku ini. Aku adalah mantan kekasih seorang Choi Jonghoon, lelaki tertampan yang selalu ada di hatiku. Kalian pasti bertanya kenapa aku memutuskan orang yang sangat kucintai hanya karna sebuah penyakit? Ya, kalian tidak tau apa penyakit yang ada di diriku sekarang. Aku mengidap Leukimia atau lebih dikenal dengan kanker darah. Karna penyakit sialan ini, aku telah di vonis oleh dokter hanya dapat hidup paling lama 3 bulan lagi dan sebulan yang lalu aku memutuskannya.

Aku selalu ingat dia jika ada yang memanggil nama yang hampir atau bahkan mirip dengannya. Walau ku tau tidak hanya ada satu Jonghoon di dunia ini. Bahkan sekarang pun aku selalu mengingat wajahnya setoap aku mendengar lagu kesukaan kami. Sampai akhir jaman aku memang akan selalu mengingatnya, karna dia adalah hadiah terindah untukku dari Tuhan. Kadang aku menyesali nasib malangku ini. Tuhan, mengapa kau berikan aku penyakit ini? Aku ingin hidup bersamanya sampai aku beranjak tua, memiliki anak cucu lalu cicit dan kemudian meninggal bersamanya.

“Hye-ah! Ayo makan dulu! Lalu kita periksa ke dokter.” Teriakan kakakku terdengar begitu nyaring di dalam kamarku. Aku segera bangkit turun dari kasur. “Iya Oppa! Sebentar!”

Mengapa hal ini terjadi Tuhan? Aku sangat mencintainya~ Untuk kesekian kalinya aku menyesali takdir.

 

At Seoul Hospital

“Hye-ah, apa kau sudah siap untuk kemoterapi?” Aku tersenyum simpul dan menjawab, “Nde Oppa, aku siap!”

Lagi-lagi aku karna pernyakit ini hidupku tidak se-bebas dulu. Aku harus menjalani kemo untuk menghambat perkembangan sel sialan itu di dalam tubuhku. Semua ini membuat rambutku makin hari makin tipis karna rontok, bahkan jika aku makan aku akan merasa mual dan tidak sanggup untuk melanjutkan makan ku. Aku kembali teringat dengan Jonghoon Oppa.

Oppa, I Miss You. Bagaimana keadaanmu? Apa sama sepertiku? Akan mengingatku jika seseorang menyebutkan nama yang hampir mirip denganku? Apa kau akan memikirkanku bila secara tak sengaja kau melihat fotoku? Apa kau akan tetap mendengar lagu kesukaan kita seperti hari biasanya? Apa kau tak merindukanku? Asal kau tau, aku sangat-sangat merindukan kehadiranmu disisiku, Jonghoon Oppa.

 

At Shin Hye’s Home

Aku terjatuh.. Badanku sangat lemas, susah sekali untuk digerakkan. Apa Tuhan akan menjemputku sekarang? Bahkan aku melihat seseorang berjubah hitam sedang berjalan ke arahku. Apa itu adalah malaikat kematian? Atau itu hanya halusinasiku saja? Apa aku akan benar-benar pergi sekarang? Rasa sakit terus menjalari setiap inci tubuhku. Sakitnya begitu luar biasa, membuatku tak mampu untuk menahan tangisan dan erangan. Mungkin aku juga tak akan mampu bertahan hidup untuk saat ini. Bukankah ini terlalu cepat? Bukankah dokter menjajikan sisa waktu 1 bulan lagi untukku?  Sepertinya memang aku harus pergi sekarang. Aku merasa tidak sanggup lagi tapi aku harus menulis surat untuk Jonghoon Oppa.

***

 

2 Months Later

Minho POV

Aku masih tidak menyangka adikku akan pergi secepat itu. Sudah dua bulan aku hidup sendirian dalam kesepian, tanpa kehadiran siapapun. Ku akui aku sering bertengkar dengan Shin Hye hanya karna masalah sepele. Tapi aku tetap kakaknya dan dia tetap adikku. Aku merindukannya, sangat. Aku rindu sosoknya yang cukup mengusik kehidupanku. Tanpa kusadari air mataku sudah jatuh begitu saja, memberi jalan efektif untuk mengurangi sesak yang melanda hatiku.

“Shin Hye-ah, mengapa kau pergi?! Apa kau tak sayang dengan Oppa mu ini, huh?!” Isakku. Memoriku kembali terputar kejadian tepat dimana aku melihatnya pergi di atas pangkuanku.

 

FlashBack ON

“Shin Hye-ah!!”

Aku berteriak ketika melihatnya sedang berbaring lemah di lantai. Alat tulis serta kertas pun berserakkan dimana-mana. Keadaan sangat kacau saat itu. Wajahnya sudah dipenuhi pelu sebesar biji jagung, ditambah lagi warna pucat yang menguasainya. Jelas terlihat bekas tangisnya yang masih tersisa di pipinya, tetapi rintih menahan sakitnya masih terdengar memilukan di telingaku. Aku segera berlari kearahnya, membawanya ke dalam dekapanku. “Oppa…” Lirihnya.

Ne, Hye-ah. Wae?”

“Tolong berikan surat ini untuk Jonghoon Oppa, ne?” Tangannya menyodorkan sepucuk surat yang sudah terlihat jelas beberapa tetes air matanya telah mongering.

Ne, Saeng-ah..” Tepat pada saat aku menjawab dia pingsan dan berujung pada kepergian. Meninggalkanku di dunia ini selamanya~

TBC

Leave a comment